ini adalah salah satu tugu persatuan keluarga besar malau,tepatnya di desa aek sorseang kabupaten samosir!
Sejauh mata memandang hamparan air yang tenang dikelilingi gunung dan bukit, yang terkadang diselingi oleh awan dan kabut yang menggantung, memberikan kesejukan dan rasa damai di hati. Memasuki Pulau Samosir, nuansa adat yang kental siap menyambut kedatangan kita, dengan peninggalan sejarah dan budaya yang banyak ragamnya. Melengkapi potensinya sebagai DTW (Daerah Tujuan Wisata), puluhan penginapan siap menampung wisatawan, baik di daerah Parapat maupun di Pulau Samosir. Sebagai destinasi fotografi, kawasan ini memenuhi persyaratan guna merekam keindahan alam, kegiatan manusia dan warisan budaya bangsa yang berumur ratusan tahun.
Kebudayaan merupakan salah satu faktor menunjang pengembangan sektor pariwisata yang ada di Pulau Samosir. Kunjungan terhadap suatu daerah wisata tidak hanya dengan menikmati alam yang tersedia, namun rasa ingin tahu akan peradaban atau adat yang ada pada daerah tersebut. Oleh karena itu, Pulau Samosir merupakan pulau yang memiliki pemandangan alam yang indah dan kaya akan budaya.
Gerakan gemulai tarian Tortor Panaluan di depan rumah adat Batak.
Pertunjukan Mangalahat Horbo, di halaman Huta Bolon Rumah Raja Sidauruk – Simanindo.
Rumah Adat Batak Toba di Pulau Samosir.
3 Penari wanita dalam pertunjukan Mangalahat Horbo
Boneka kayu untuk acara Sigale-gale, di dekat makam Raja Sidabutar – Tomok.
Rumah Adat Suku Batak Toba
Deretan rumah adat Batak di tepi Pulau Samosir di tengah Danau Toba beratapkan seng
Keindahan alam yang dimiliki Pulau Samosir sungguh luar biasa, sehingga Pulau ini menjadi salah Satu Pulau yang direkomendasikan sebagai salah satu tempat wisata yang sangat menarik
Dengan semua yang dimiliki Danau Toba dan Pulau Samosir, tidak mengherankan apabila posisinya dalam Peta Wisata Indonesia, ada pada posisi 5 besar bersama dengan Pulau Bali, Gunung Bromo, Tana Toraja dan Pulau Lombok.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus